Kain Perca

Senin, 08 Februari 2010

Saat aku menyusuri malam
menyepi dan menyisiri jeruji barisan rambut hitamku

menetik dan merangkul kajian lelah yang tersisa
kala malam membagi warna
hitam
pelupuk
tak berurai
sendu semakin menjalar
meratapi relung-relung suka
menerka rajut-rajut angin

aku mungkin tak tahu itu
tapi ku bisa membacanya

menerawangi malam dengan alam
menetapi kaki langit dengan senyuman

adakah kau dengar?
sendu rindu semilir berputar
merajut kain-kain hitam bertabur

aku ini tak berwarna
polos dan buram

seperti kain perca yang memisah
kain sisa tak berharga

akankah kau dengar?
lau-laut malam berdenyut
mengikis kerang putih
menutupi awan kelabu dengan malam

benarkah kau dengar?