Terdengar sayu sendu itu
Lemah gemulai mengusik gerakku
Latar yang elopk dan mendayu
Raga, hati dan batinku satu
Serang menyerang emosi itu
Gelora hati yang memacu nafsuku
Memancing egoku tuk berseru
Menyapa dan memperdengarkan laguku
Aku wanita bernyawa sembilan
Tak kan hilang oleh waktu
Tak kan mati oleh pedang
Aku wanita berjubah hitam
Menyelubungi kehidupan dan duniamu
Menguasai masa dan peradapan
Koper, ransel dan sepatu
Lambang dari derai langkahku
Membaca cahaya harapan serta senyuman
Tuk semua ciptaan dan insan
Gelas, sendok dan garpu
Bentuk dari cinta dan kasihku
Ukiran atas pengertian dan perhatian
Kepada idaman hati yang tersayang
Buku, pena dan coretan
Simbol dari diriku yang berpendidikan
Membimbing dan mengarahkan tujuan
Tanpa persiapan dan pelatihan
Tapi,
Aku tak kan pernah diam
Saat gelap menghitamkan negeriku
Kala hujan membanjiri ladangku
Di saat api melenyapkan bumiku
Dan di kala asap memudarkan langkahku
Aku seorang ksatria
Berperang dalam gejolak evolusi global
Bertempur di arena degradasi moral
Berjuang di atas atap kemisikinan
Saat ibunda pertiwiku mulai senja
Saat anak negeriku brutal
Dan di saat pemuda bangsaku lalai
Seperti perisai aku selalu terdepan
Tapi, semua itu hanya ungkapan
Jendela dan sindiran menuju gerbang masa depan
Lalu,
Ku bimbing dan ku arahkan peluru
Dengan bingkai dunia pendidikan
Agar anak negeriku menjadi hijau selalu
0 komentar:
Posting Komentar