Cerpen “Ibu Pergi Sebulan”

Sabtu, 30 Januari 2010

Kronologis Cerita
Cerpen “Ibu Pergi Sebulan” terdiri atas sepuluh peristiwa yag berurutan secara kronologis sebagai berikut:
Pada bagian ke-1, digambarkan seorang ibu yang sedang menanyai anaknya. Bu Saiman memerintahkan pada anaknya Tarno untuk mengatakan pada tukang kredit bahwa dirinya tidak ada dirumah dan pergi selama sebulan ke kampung. Ibu tersebut menyuruh anaknya Tarno berbohong karena ia tidak bisa membayar hutang pada tukang kredit. Tarno mendapatkan permen kojek sebagai upah atas apa yang ia lakukan, namun tukang kredit tersebut berpesan bahwa besok ia akan datang lagi kerumah.
Pada bagian ke-2, digambarkan seorang tuang kredit yang datang kerumah Tarno untuk menagih hutang pada ibunya. Namun sama seperti hari sebelumnya Tarno lagi yang harus menghadapi tukang kredit tersebut. Hari ini tukang kredit tersebut merasa curiga dan menyuruh Tarno untuk menyampaikan pesannya pada ibunya. Tukang kredit tersebut berpesan untuk tidak menghindar lagi. Setelah masuk dan menemui ibunya Tarno malah tetap disuruh berbohong dan sama seperti kemarin Tarno memperoleh 1 buah permen kojek.
Pada bagian ke-3, digambarkan tukang kredit tersebut mngetahui bahwa Tarno berbohong, dari kata-katanya yang lugu tukang kredit yang tidak memiliki pendidikan tinggi tersebut mengetahui bahwa Ibu Saiman memang sengaja menghindar.
Pada bagian ke-4, digambarkan bahwa tukang kredit mengetahui bahwa Tarno berbohong dan di beri upah permen kojek, oleh karena itu ia menyuruh Tarno untuk tidak mau berbohong dan menerima sogokan dari ibunya. Tukang kredit juga berpesan bahwa dia akan datang besok dan ingin menemui bapaknya. Namun selanjutnya tukang kredit itu meminta Tarno untuk tidak berbohong lagi, oleh karena itu ia memberikan Tarno permen kojek yang lebih besar dari pemberian ibunya dengan syarat agar Tarbo berjanji untuk tidak berbohong lagi.
Pada bagian ke-5, digambarkan Bu Saiman bertanya pada Tarno apa yanng dikatakan oleh tukang kredit tersebut. Kemudian Tarno mengatakan bahwa tukang kredit tersebut akan datang lagi dan ingin menemui bapak.
Pada bagian ke-6, digambarkan bahwa sore harinya Pak Saiman memerima seorang tamu dan dari belakanng ibu Saiman mengamati tamu yang datang kerumahnya. Namun Bu Saiman curiga bahwa tamu laki-laki tersebut adalah tukang kredit yang ingin menagih hutang.
Pada bagian ke-7, digambarkan bahwa Pak Saiman memanggil-manggil istrnya karena tamu tersebut mencari Bu Saiman. Mendengar namanya dipanggil-panggil Bu Saiman panik dan dengan suara perlahan ia memanggil-manggil Tarno. Namun Tarno tidak memperhatikannya dan ibunya mengancam nanti ia tidak diberi permen kojek lagi. Tapi, Tarno tetap tidak perduli, malah ia mengeluarkan permen kojek pemberian tukang kredit padanya. Melihat hal itu Bu Saiman tahu bahwa Tarno mau di sogok oleh tukang kredit tersebut.
Pada bagian ke-8, digambarkan bahwa Pak Saiman muncul dan menemui istrinya, dan setelah melihat gelagat istrinya yang panik baru ia mengerti dan memahami kondisi sebenarnya. Pak Saiman pun juga merasa panik karen ia juga tidak punya banyak uang untuk melunasi hutang.
Pada bagian ke-9, digambarkan Pak Saiman berpikir dan memutar otak untuk mengatasi masalah ini. Kemudian Pak Saiman berinisiatif untuk menjadikan Tarno sebagai “the fixer” untuk menghadapi tukang kredit tesebut.
Pada bagian ke-10, digambarkan setelah Tarno menemui orang tersebut kedua orang tuanya bertanya apa yang terjadi dan tukang kredit itu katakan. Namun ternyata ucapan Tarno sangat mengejutkan, Tarno mengatakan bahwa orang yang datang tadi bukan tukang kredit melainkkan salesman yang ingin menyampaikan bahwa Bu Saiman telah memenangkan 1 buah televisi berwarna 21 inci. Mendengar hal itu Pak Saiman dan istri sangat terkejut dan mereka berdua saling menyalahkan.

0 komentar: