Sudut Pandang

Sabtu, 30 Januari 2010

Sudut Pandang
Sudut pandang atau point of view pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya adalah sudut pandangan yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Dalam hal ini harus dibedakan dengan pandanga pengarang sebagai pribadi, sebab sebuah cerpen atau novel sebenarnya adalah pandanag pengarang terhadap kehidupan. Suara pribadi pengarang jelas akan masuk ke dalam karyanya. Dan ini lazim disebut gaya pengarang. Adapun sudut pandang menyangkut teknis bercerita saja, yaitu soal bagaimana pandangan pribadi pengarang akan dapat diungkapkan sebaik-baiknya. Sudut pandang menyaran pada sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Abrams, 1981:142). Adapun Pooley menyatakan bahwa:
Point of view is the opinion of an author toward his characters, events and setting as expressed in the literary itself (1964:723).
Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya meruipakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.
Sudut pandang bagaimanapun merupan sesuatu yang menyaran pada maslah teknis, saran untuk menyampaikanmaksud yang lebih besar daripada sudut pandang itu sendiri. Sudut pandang merupakan teknik yang dipergunakan pengarang untuk menemukan dan menyampaikan makna karya artistiknya, untuk ddapat sampai dan berhubungan dengan pembaca (Booth, dalam Stevict, 1967:89). Dengan teknik yang dipilihnya itu diharapkan pembaca dapat menerima dan menghayati gagasan-gagasannya, dan karenanya teknik itu boleh dikatakan efektif.
Sudut pandang cerita itu sendiri dapat secara garis besar dapat dibedakan ke dalam dua macam: persona pertama, first-person, gaya “aku”, dan persona ketiga, third-person, gaya “dia”. Jadi dari sudut pandang “aku” atau “dia” dengan berbagai variasinya, sebuah cerita dikisahkan. Kedua sudut pandang tersebut nasing-masing menyaran dan menuntut konsekuensinya sendiri. Oleh karena itu, wilayah kebebasan dan keterbatasan perlu diperharikan secara objektif sesuai dengan kemungkinan yang dapat dijangkau sudut pandang yang dipergunakan. http://74.125.153.132/search?q=cache:8T2HDDmQH_gJ:kholiq.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/317/TG2.doc+jenis-jenis+sudut+pandang+dalam+novel&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id

Sudut Pandangan Tokoh
Diantara elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek adalah sudah pandangan tokoh yang dibangun sang pengarang. Sudut pandangan tokoh ini merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita. Jadi sudut pangan ini sangat erat dengan teknik bercerita.

Sudut pandangan ini ada beberapa jenis, tetapi yang umum adalah:

1. Sudut pandangan orang pertama.
Lazim disebut point of view orang pertama. Pengarang menggunakan sudut pandang “aku” atau “saya”. Di sini yang harus diperhatikan adalah pengarang harus netral dengan “aku” dan “saya”nya.


2. Sudut pandang orang ketiga,
biasanya pengarang menggunakan tokoh “ia”, atau “dia”. Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya; “Aisha”, “Fahri”, dan “Nurul” misalnya.
3. Sudut pandang campuran,
di mana pengarang membaurkan antara pendapat pengarang dan tokoh-tokohnya. Seluruh kejadian dan aktivitas tokoh diberi komentar dan tafsiran, sehingga pembaca mendapat gambaran mengenai tokoh dan kejadian yang diceritakan. Dalam “Sekelumit Nyanyian Sunda” Nasjah Djamin sangat baik menggunakan teknik ini.
4. Sudut pandangan yang berkuasa.
Merupakan teknik yang menggunakan kekuasaan si pengarang untuk menceritakan sesuatu sebagai pencipta. Sudut pandangan yang berkuasa ini membuat cerita sangat informatif. Sudut pandanga ini lebih cocok untuk cerita-cerita bertendens. Para pujangga Balai Pustaka banyak yang menggunakan teknik ini. Jika tidak hati-hati dan piawai sudut pandangan berkuasa akan menjadikan cerpen terasa menggurui. http://ekohm.multiply.com/journal/item/1000/cerpen


Sudut Pandang yang terdapat dalam Cerpen Koran
1. Sudut Pandang Orang Pertama
Pengarang menggunakan sudup pandang ”aku”.
Aku mencintai koran. Bagiku koran menjadi pusat informasi. Semua berita, semua daerah, nyaris tidak ada yang luput dari berita koran. Kalau aku ingin tahu apa yang terjadi dimana, cukup memanggil loper koran, menyerahkan selembar uang ribuan, lalu asyik berjama-jam berkeliling ke berbagai daerah yang diberitakan. Ya seperti itu.
Dari keseluuhan cerita menggunakan sudut pandang aku.

0 komentar: