Semiotika

Sabtu, 30 Januari 2010

Cerpen “Guru”
1. Kronologis Cerita
Cerpen “Guru” terdiri atas sepuluh peristiwa yag berurutan secara kronologis sebagai berikut:
Pada bagian ke-1, digambarkan seorang laki-laki yang berhenti dipinggir jalan dan melangkah menuju ke sebuah kuburan. Ia melihat-lihat dan berhenti di sebuh makam. Kemudian ia menyapa seorang lelaki dan ia hendak meminjam cangkul dan parang untuk membersihkan sebuah makan. Lelaki yang satunya tidak percaya pada seseorang laki-laki yang asing baginya. Ia merasa tidak mengenal laki-laki itu dan ia hendak meminjam sebauh cangkul dan parang.
Pada bagian ke-2, digambarkan laki-laki itu akhirnya meminjamnya cangkul dan mparang, karena ia hendak membersihkan sebuah makam yang memang tidak pernah dibersihkan sebelumnya. Makam itu tampak penuh dengan rumput. Lelaki itu mengatakan pada prias asing itu, bahwa makan itu tidak pernah diurus dan tidak ada yang pernah datang kemari. Tetapi lelaki itu mengatakan bahwa itu adalah makam leluhurnya dan memang semua saudaranya tinggal di Jakarta jadi tidak ada yang bisa merawatnya. Tetapi pada kenyataannya ia masih memiliki kerabat di kota Medan. Memang mungkin sebenarnya tidak ada yang perduli dengan makan itu.
Pada bagian ke-3, digambarkan setelah membersihkan makan itu, lelaki asing tadi pergi meninggalkan makam dan ia menghidupkan mobilnya dan menyusuri jalan. Ia melewati jalan-jalan yang mengingatkan pada masa lalunya dulu. Ia melewati Sigumpar desa leluhurnya dan kemudian desa Laguboti.
Pada bagian ke- 4 digambarkan pada saat ia tiba di desa Tambunan ia dihentikan oleh dua orang tentara. Lalu tentara itu menanyakan tujuan laki-laki itu. Sebenarnya ia hendak ke Balige, dan tentara itu melarang untuk menuju Tarutung karena disana ada kerusuhan.
Pada bagian ke-5, digambarkan laki-lai itu tiba di Balige, ia menuju pasar dan membeli kacang tanah yang sudah dimatangkan. Kemudian ia membelokan mobilnya ke tepi danau. Ia berhenti di sebuah rumah petak dan halamannya luas, serta rumah itu hanya 50 meter dari pantai danau.
Pada bagian ke-6, digambarkan laki-laki itu teringat akan masa lalunya dulu, memperhatikan daerah sekitar sehingga mengingatkan kala ia memancing ikan, menari rumput danau. Kemudian ia meraskan banyak perubahan di daerah sekitar, karena yang dulunya rumpun-rumpun bambu yang mengitari daerah sekitar, kini telah berganti menjadi tembok-tembok yang besar.
Pada bagian ke-7, digambarkan bahwa laki-laki itu ingat pada waktu kecil ia sering mendaki dan menyusuri kaki bulit Gunung Tolong, ia ingat pula pada Sekolah Rakyat (SD) tempat ia bersekolah dulu. Masih ingat dalam ingatan, gurunya dulu yang mengajari mereka mengarang adalah Bu Naomi, serta kenangan-kenangan indah lainnya.
Pada bagian ke-8, digambarkan bahwa laki-laki itu pergi menuju rumah itu, dan ia bertemu dengan seorang Ibu yang sebaya dengannya muncul. Laki-laki itu memperkenalkan diri, namanya adalah Togar dan ia mengatakan bahwa ia dulu pernah tinggal dirumah ini. Kemudian ia menyatakan bahwa ini dulu rumah keluarga Napitupulu. Ibu tersebut mengatakan bahwa itu rumah orang tuanya. Togar mengatakan bahwa dari Jakarta dan ia kangen dengan kota ini, ia mengatakan bahwa disini banyak sekali perubahan.
Pada bagian ke-9, digambarkan Setelah lama berbincang, kemudian muncul seorang ibu yang berusia lanjut. Ibu yang tadi memperkenalkan bahwa wanita itu adalah ibunya. Wanita tua itu menyuruh anaknya mengambilkan minuman untuk tamu mereka. Kemudian wanita itu berbincang-bincang dengan Togar. Togar mengatakan bahwa dulu ia pernah tinggal disni sekitar 50 tahun yang lalu. Wanita tua itu menanyakan nama laki-laki yang bertamu dirumahnya dan laki-laki itu mengatakan namanya adalah Togar Parulian.
Pada bagian ke-10, digambarkan wanita itu bercerita bahwa sebelum ia pensiun. Ia telah membaca buku, yang ia rasa ia kenal pengarangnya, dari kosa katanya dan sudah berkali-kali ia membacakan cerita itu didepan kelas serta memberitahukan pada teman-temannya bahwa ia mengenal pengarang buku itu. Tetapi tidak ada yang percaya, namun ternyata perkataan ibu yang telah lanjut usia itu benar. Bahwa yang mengarang buku yang di terbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan sisebarkan di seluruh SMA di Indonesia itu di tulis oleh Togar Parulian muridnya.
Pada bagian ke-11, digambarkan wanita itu memeluk muridnya, ia amat bangga pada muridnya yang telah sukses dan berhasil. Togar sekarang menjadi seorang dosen dan menulis tulisan di berbagai media massa. Betapa senangnya hati wanita itu sebelum ia tutup usia ia bisa melihat muridnya yang sukses dan ia sangat berterima kasih.

2. Ajaran Akhlak dalam Cerpen
1. Bersikap ramah dan sopan. Sikap seorang lelaki yang tidak baik pada Togar saat ia hendak meminjam cangkul dan parang. Hal ini tergambar dari kutipan berikut
“Apa urusanmu dengan makam itu?” tanya lelaki diatas tangga sambil meletakan tikar anyamannya.
Dari kutipan tersebut sikap lelaki itu yang kurang sopan pada seseorang lelaki, karena ia tidak mengenal lelaki itu.

2. Bersikap Baik.
Sikap lelaki yang pada awalnya tidak mau meminjamkan parang dan cangkulnya pada seseorang lelaki asing yang ia tidak kenal. Hal ini tergambar dari kutipan berikut:
Lelaki itu masukd dan kemudian muncul dengan membawa cangkul dan parang. Ia turun dari tangga. Diserahkannya kedua alat itu kepadaku.
Dari kutipan tersebut terlihat sikap lelaki yang kurang baik, ia baru meminjamkan parang dan cangkul setelah laki-laki itu menceritakan tentang keluarganya.

3. Untuk tidak Melupakan Kampung Halaman dan Leluhur Kita.
Makam itu tidak diperhatikan oleh keluarganya yang masih hidup. Hal ini tergambar
dari kutipan berikut:
“Sudah lama makam itu terlantar. Mengapa keluargamu tidak ada yang peduli? tanyanya. “Kami turunannya sudah hampir semua merantau ke Pulau Jawa.” jawabku. “Lelaki itu mengganguk-angguk, “O, jadi kau dari Jakarta itu? Bukanlah kerabatmu ada yang di Medan? Kalian memang tidak ada yang peduli kepada leluhur kalian.
Dari kutipan tersebut terliaht sifat keluarga yang tidak perduli dengan makam leluhurnya dan lelaki itu tidak lupa dengan kampung halamannya dengan mengunjungi lagi kota tempat masa kecilnya.

4. Agar kita tidak lupa dengan seseorang yang pernah berjasa pada diri kita.
Togar yang kembali menuju kampung halamannya. Lalu ia ingat bahwa dulu yang menjadi guru mengarangnya adalah Bu Naomi. Hal ini tergambar
dari kutipan berikut:
Berjam-jam kami menatap pemandangan alam yang menakjubkan. Dan hal itu kutuangkan dalam kelas karang mengarang yang diasuh Ibu Naomi.

Ibu itu melepaskan pelukannya dan matanya berkaca-kaca. “Aku amat bangga, sebelum aku tutup usia, aku melihat seorang muridku berhasil.
Togar yang memang merindukan kampung halamannya dan mengunjungi rumah kampung halamannya yang dulu tidak sengaja bertemu dengan gurunya. Ternyata hal seperti itu dapat membuat gurunya merasa bangga dan bahagia.

3. Transformasi Ahklak dalam Cerpen

Setelah dicermati, cerpen ini mentransformasikan beberapa ayat Alquran sebagai hipogramnya. Hal itu dapat diketahui dalam uraian berikut
Dari kutipan :
Lelaki itu masuk dan kemudian muncul dengan membawa cangkul dan parang. Ia turun dari tangga. Diserahkannya kedua alat itu kepadaku.
Pada awalnya laki-laki itu tidak mau meminjamkan cangkul kepada orang itu, namun setelah bertanya dan oarng itu ia menceritakan tentang keluarganya baru ia meminjamkan cangkul tersebut.
Sikap tersebut harusnya sesuai dengan yang diajarkan dalam agama hal ini sesuai dengan ayat Alquran ayat Alquran Al-Zalzalah 8:



Artinya:
“Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”

Pentransformasian ayat itu sebagai hiprogramnya atau latar penciptaan cerpen ini, disamping berfungsi sebagai anjuran kepada masyarakat untuk tidak menilai sesuatu berdasarkan penampilan luarnya saja atau dari satu segi yang memiliki pengaruh besar tanpa memperhatikan dari berbagai pandangan maupun hal-hal lain, tetapi kita di ajarkan untuk berbuat baik kepada sesama.

Selanjutnya agar kita disarankan untuk tidak melupakan masa lalu atau orang yang telah berjasa pada diri kita dan tidak boleh terlalu membanggakan diri atas kesuksesan diri kita. Hal ini tercermin dari kutipan:
Berjam-jam kami menatap pemandangan alam yang menakjubkan. Dan hal itu kutuangkan dalam kelas karang mengarang yang diasuh Ibu Naomi.

Ibu itu melepaskan pelukannya dan matanya berkaca-kaca. “Aku amat bangga, sebelum aku tutup usia, aku melihat seorang muridku berhasil.
Hal ini ditransformasikan dari ayat Alquran Al-Kahfi (18) ayat 4 dan surat Al-Anfal (8) ayat 28 berikut ini:










Artinya:
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia,tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebihbaik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”











Artinya:
“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala yang besar.

Pentransformasian ayat itu sebagai hiprogramnya atau latar penciptaan cerpen ini, disamping berfungsi sebagai anjuran kepada masyarakat untuk agar kita sebagai manusia tidak boleh lupa diri dan harus kembali mengingat apa yang telah membantu kita, serta kita hasru memperhatikan orang-orang sekitar kita yang telah berjasa.

1 komentar:

haloonahaddon mengatakan...

Bonus Code 2021 for Slot Machine Games - Poormans Guidetocasinogambling
Get all the latest 강원 랜드 여자 노숙자 casino bonus codes for slot 1xbet 먹튀 machine games. Choose 해외바카라 from the most trusted marathon bet and fastest 식스 먹튀 paying slots today.