BUDAYAKU INSPIRASIKU

Selasa, 26 Januari 2010




Sudut Kecil di Kota Jakarta
(Fatahillah dan Senyuman Negeriku)

Pagi itu, sebelum kami mengunjungi Universitas Trisakti kami menyempatkan diri singgah di Museum Sejarah Jakarta. Tak begitu terpikirkan biasanya untuk mengunjungi tempat itu. Terkadang kita lebih memilih ke tempat rekreasi atau tempat indah yang menyejukan mata. Tapi kali ini kami singgahi sesuatu yang menjadi asal mula negeriku.
Tapi, kali ini sebenarnya tujuan utama kami adalah Kunjungan Redaksi ke beberapa Media di Jakarta. Ada misi dari Universitas, karena aku pun tergabung di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) aku salah satu reporter kampus, merupakan salah satu anggota Lembaga Pers Mahasiswa.
Tak apalah menurutku menambah pengetahuan untuk lebih mencintai bangsa ini, dengan mengetahui asal usul dan sejarah bangsaku. Lama di perjalanan yang macet dan penat. Kami tiba dan awalnya kami disuguhi nuansa bangunan tua yang beretnik Belanda dengan bangunan megah berwarna putih dan menurutku benar-benar menggagumkan. Bangunan ini menjadi lambang, bukti dan sejarah bangsaku.
Kami masuk dengan senyuman petugas menyapa kami, dan aku sedikit terkejut tak kupikir sebelumnya. Untuk masuk ke dalam museum tak semahal yang ku pikirkan. Tak butuh menghabiskan uang seribu. Menurut orang tertentu uang segitu tak begitu berharga.
Nuansa jaman dulu begitu terasa disana. Benda-benda peninggalan sejarah, tempat-tempat yang menjadi saksi kehidupan di Jakarta masa itu. Semuanya masih terasa, sebenarnya ada banyak museum disana, tapi museum inilah yang kami pilih. Benar-benar berkarakter dan mengagumkan.
Disana ku ketahui sejarah dan asal usul bangsaku, dan senang rasanya hatiku. Bisa melihat senyuman dari negeriku. Yang dulu terjajah tertindas dan menangis. Sekarang semua bisa dibanggakan. Tak ada rasa terima kasih yang mendalam kecuali untuk para pejuang dan pahlawan.
Aku senang, sebagai repoter atau mahasiswa kami harus peka atas bangsa kami. Dan menurutku di zaman degradasi budaya sendiri atas pengaruh bangsa lain dan perkembangan zaman yang terkadang membawa efek negatif. Bangsa kita meninggalkan peradapan, karakter, budaya dan ciri khas bangsanya. Semua yang seharusnya kita jaga dan lestarikan. Hal ini merupakan tanggung jawab, dan bentuk dari cinta tanah air kita yang harus kita perhatikan dan agungkan.
Dari sana aku tahu, asal usul disebutnya uang sebagai duit. Aku tahu betapa kejamnya anak dan putra bangsa di jajah dan disiksa oleh penjajah. Akhirnya aku tahu, kiat semua wajib bersyukur dan mengangkat kepala untuk bangga dan lebih mencintai bangsa dan negeriku.

0 komentar: