Penjelalahan di Aliran Sungai Musi hingga Pulau Kemaro

Selasa, 26 Januari 2010


Doc Foto: ratnakumara

Alur air yang deras, percikan air sungai memancar. Mengghempas tepian ketek dan terdengar sayu suara ombak bergemuruh pelan. Dengan sebuah ketek yang cukup penuh penumpang. Kami menyewa ketek itu untuk sebuah perjalanan yang spesial. Pagi ini kami menyusuri tepain sungai Musi, berawal dari Benteng Kuto Besak yang berada di pusat kota kami berlayar menuju sebuah Pulau yang cukup terkenal di Palembang. Sudah lama memang hendak mengarungi sungai tercinta ini. Namun, tak ada selang waktu yang memberi, hingga kini kami bisa menuju sebuah pulau yang melegenda di palembang. Ya, Pulau Kemaro, pulau yang terkenal dengan nuansa Tiong Hoa, dan budaya adat Tiong Hoa yang berasimilasi dengan kebudayaan khas Palembang.
Lama di perjalanan, kami memperhatikan derunya ombak, semilir air dan tepian sungai Musi yang ramai. Kapal-kapal besar yang menggunung berlayar dan menepi, kapal-kapal tongkang hilir mudik, dan ada pula perahu-perahu nelayan kecil serta di tepian terlihat rumah-rumah kayu yang berbaris. Terlihat dari kejauhan berbagai aktivitas di mulai dari anak-anak yang berenang dan bermain di tepi. Ibu-ibu dan orang-orang yang memancing, atau beberpa pekerja mendulang pasir dari kapal ke daratan. Banyak aktivitas disana menunjukan bahwa sungai Musi merupakan awal dan pusat kehidupan.
Unik memang tampak sebuah rumah rakit yang mengapung, seperti kapal yang hendak berlayar namun tetap tak bergerak namun hanya berayun-ayun. Sungai Musi yang indah yang panjng dan berliku dengan 9 muara anak sungai yaitu disebut Batang Hari 9 yang berpendar di seluruh Sumatra Selatan.
Lama, hingga tampak dari kejauhan sebuah Pulau yang kecil dan terasing. Terlihat beberapa pepohonan, bangunan kuno khas Tiong Hoa serta sebuah Pagoda raksasa. Pagoda yang menjulang tinggi ditengah pulau yang indah itu. Tak lama ketek pun menepi, kami naik dan langsung menghampiri sebuah kuil kono. Indah tampak warna merah menyala menghiasi, kuning dan corak khas budaya Ting Hoa. Yang dulunya tak begitu di perhatikan masyarakat sekitar. Lam memperhatikan dan selanjutnya perhatian tertuju pada Pagoda besar itu. Indah memang tampak kemegahannya yang menjadi lambang unsur budaya. Yang mengingatkan kita pada asal bangsa kita yang dulunya di jajah dan di kunjungi oleh orang-orang dari berbagai bangsa.
Ada legenda mengenai Pulau itu, bagaimana asal mula terciptanya. Menrut cerita pada zaman dulu. Ada seorang laki-laki yang Tiong Hoa yang kaya dan ia berpacaran dengan putri dari Palembang. Tak ayal banyak yang tak merestui mereka. Hingga sang pemuda berlayar dan mencari emas sebanyak-banyaknya untuk sang Putri. Tapi, ditengah perjalanan, pemuda itu tenggelam di sungai karena hendak menggambil emas-emas yang akan terjatuh dan sedihnya sang Putri terus menunggu. Hingga suatu saat sang Putri pun menenggelamkan diri ke sungai. Dan menurut legenda pulau Kemaro muncul dan menjadi daratan yang merupakan tempat sebagai lambang cinta dan makam sang putri.

0 komentar: