Budayaku Inspirasiku

Selasa, 26 Januari 2010


doc Foto nasiragun.com

Nuansa masjid yang megah, merupakan perpaduan antara motif 2 budaya. Dari khas Palembang dan budaya unsur China. Dari sejak dulu masjid itu berada i jantung kota Palembang sebagai saksi mati perkembangan dan kehidupan kota Palembang awalnya yang dulunya hanya sederhana hingga kini begitu besar dan megah. Berdiri dengan kokoh di hiruk pikuk kota Palembang. Di kanan kiri mobil dan kendaraan lain berlalu lalang, ramai dengan pertokoaan yang menemani suasana. Seluruh aktivitas masyarakat terlihat begitu sibuk dan ramai. Kalanya macet mendera dan masyarakat tersu berktivitas ria. Nuansa masjid dengan beberapa paduan yang unik, motif ukiran palmbang, dan di hiasi dengan tepuian taman yang menghijau. Pohon-pohon yang tertata rapi, lampu-lampu yang menyinari dan suara merdu yang berasal dari masjid.
Mungkin di pikir orang biasa tapi ada kalanya begitu luar biasa. Adanya budaya Jum’at yang unik dan apik. Siang dikala semua kaum adam sholat jum’at disana. Dengan penuh ramai dengan para jema’ah. Mobil-mobil dan kendaraan berhenti dan berbaris rapi di sudut-sudut mesjid. Berbaris rapi kala adzan berkumandang.
Ada kejadian yang jarang ku perhatikan, tapi unik menurutku. Setelah para jema’ah usai sholat. Ku lihat di pinggiran masjid, hampir diseluruh tepi dan sudut. Disekitaran tempat parkir dan di pinggir jalan raya. Bermunculan para pedagang yang kadang semua orang tak tahu asalnya. Uniknya para pedagang hanya mucul di kala hari jum’at. Para pedagang yang merupakan pedagang kaki lima menjajakan jualannya. Ramai hingga pinggiran mesjid seperti pasar. Banyak yang di dagangkan disana, pakaian, sepatu, kain makanan dan lain-lainnya. Tapi, dagangannya hanya untuk kaum pria. Lalu uniknya pula yang menjadi pembeli hanya para jema’ah yang usai sholat jum’at. Mereka makan, dan memilih barang-barang, mungkin menghilankan penat setelah bekerja atau beraktivitas.
Unik pikirku, tak ayal kaum pria dikenal tidak begitu suka belanja. Tapi, disana hampir semuanya pria. Tak aneh mungkin dipikikan, tapi jika diperhatikan cukup menyenangkan. Kemudian, para pedagang itu tak bertahan begitu lama. Jika waktunya usai, para jama’ah sepi dan kembali beraktivitas maka para pedagang pun menghilang. Mereka hanya berjualan hanya beberapa jam saja. Karena begitu ramainya mungkin menjadi pusat perhatian dan itulah tradisi unik di sekitar mesjid di kala hari Jum’at.

0 komentar: